Sejarah untuk masa depan
23 April 2012
Nama
:
Ryan Ardiansyah
Program Studi Pendidikan Sejarah
Mata
Kuliah :
Bahasa Indonesia
Seperti yang telah di ketahui oleh
masyarakat luas, ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang masa lampau
dimana zaman telah mengenal tulisan, hanya mengisahkan peristiwa yang berkaitan
dengan manusia, peristiwa yang benar – benar terjadi, dan tentunya peristiwa
yang bersifat logis atau dapat di yakini kebenarannya (peristiwa yang dapat di
jelaskan proses terjadinya).
Baik dari masyarakat kalangan
terpelajar sampai kalangan biasa pun tahu bahwa sebuah sejarah sudah pasti
berkaitan tentang kisah pada zaman dahulu. Tetapi jika diteliti lebih dalam,
masyarakat yang mengetahui ilmu sejarah secara spesifik hanya beberapa kalangan
saja, seperti dosen, guru,dan mahasiswa. Mahasiswa sendiri pun yang mengetahui
ilmu sejarah sebenarnya hanya mahasiswa yang berpengetahuan luas atau memang mempelajarinya
secara khusus dan linear. Sedangkan masyarakat di kalangan biasa atau yang
tidak mempelajari ilmu sejarah secara detail, sebatas mengetahui bahwa ilmu
sejarah itu hanya sebagai media untuk menceritakan masa lalu yang sebagian
tidak dilengkapi unsur – unsur sebuah peristiwa yang dapat disebut peristiwa
sejarah. Masyarakat tersebut mengkategorikan kisah - kisah seperti dongeng,
legenda, dan cerita rakyat yang tidak mengandung unsur – unsur peristiwa
sejarah sebagai sebuah sejarah.
Contohnya, menurut beberapa tokoh
masyarakat, kisah tentang mitos prabu sanghyang borosngora yang masuk islam di
Tanah Suci Makkah, dan sempat berguru pada salah satu Amirul Mukminin yaitu Ali
Ibn’ Abu Thalib r.a itu, dapat dikategorikan sebagai peristiwa sejarah. Memang
pernyataan tersebut sekilas terkesan seperti peristiwa nyata, serta didukung dengan
berbagai bukti kongkrit berupa benda – benda kuno seperti pedang,cis atau
trisula sebagai perlengkapan berdakwah,pakaian yang biasa di pakai oleh orang
arab,dan benda – benda lainnya yang diyakini adalah pemberian dari Ali Ibn’ Abu
Thalib r.a kepada Prabu Sanghyang Borosngora. Akan tetapi jika diteliti dari
segi waktu, peristiwa tersebut tidak memenuhi syarat untuk dikategorikan
menjadi sebuah peristiwa sejarah, Karena jeda waktu antara kedua tokoh besar
ini sangat panjang. Mengingat bahwa Ali Ibn’ Abu Thalib r.a hidup pada abad ke
6,sedangkan Prabu Sanghyang Borosngora hidup sekitar abad ke 15. Tentu saja
kisah pertemuan antara Prabu Sanghyang Borosngor dengan Ali Ibn’ Abi Thalib r.a
ini tidak masuk akal. Itu adalah salah satu contoh kisah yang dikategorikan
masyarakat sebagai sejarah meskipun informasi mengenai kisah tersebut hanya di
dapat dari kata “ Konon “, sedangkan bukti yang benar – benar dapat di pastikan
kebenarannya tidak dapat di temukan. Tentu saja hal ini meleset jika harus
dikatakan sebagai sejarah dengan berbagai ketentuannya.
Jika pengetahuan masyarakat
Indonesia mengenai ilmu sejarah melenceng dari jalurnya seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, kemungkinan besar manfaat dari pengetahuan tentang
peristiwa masa lampau tidak dapat dirasakan oleh masyarakat itu sendiri.
Masyarakat tidak dapat menyerap bahan evaluasi dari sebuah peristiwa di masa
lampau untuk dikembangkan di masa depan, karena sebagian masyarakat tidak
mengetahui peristiwa sebenarnya, masyarakat tidak mengetahui arti positif dan
negatifnya sebuah peristiwa masa lampau, masyarakat hanya mengetahui bahwa
kehidupan masa lampau di penuhi dengan peristiwa – peristiwa yang tidak dapat
dijelaskan dengan akal manusia, dan masyarakat hanya mengetahui bahwa cerita –
cerita fiksi menariklah yang bisa didengar, selebihnya masyarakat tidak tahu
bahwa banyaknya hikmah yang dapat diambil dari peristiwa sejarah.
Hanya sebagai perkiraan, kalau
masyarakat malah tertarik dengan hal - hal yang tidak mengandung sumber ilmu
pengetahuan, sedangkan ilmu sejarah tidak dimasukan secara tegas ke tengah –
tengah sistem pengetahuan masyarakat, mungkin saja itulah hal yang menjadi
faktor kenapa masyarakat selalu bosan jika mempelajari tentang sejarah sebuah
peristiwa. Karena masyarakat telah dibiasakan mendengar kisah - kisah yang
menarik dan diwarnai dengan hal yang tidak logis yang memang sekilas terdengar
menarik. Masyarakat Indonesia telah terbiasa mendengar cerita – cerita fiksi
yang kurang mengandung ilmu pengetahuan, seperti sinetron, novel, cerita
remaja, serta cerita yang penuh dengan dramatisasi dimana pengarang sengaja membuat
cerita tersebut semenarik mungkin.
Kalau misalnya masyarakat memiliki
motivasi tinggi dalam mempelajari sejarah, kemudian menelitinya lebih lanjut,
maka sebuah peristiwa sejarah akan memberikan penelitinya berbagai sumber ilmu
pengetahuan, karena sebuah sejarah selalu membahas peristiwa penting seperti
peristiwa yang menyangkut kebudayaan manusia ( antropologi ), ilmu yang
membahas sosial dan kemasyarakatan ( politik ), ilmu yang berkaitan dengan
filsafat ( keyakinan dan agama ), serta mempelajari peristiwa – peristiwa yang
dapat membawa pengaruh besar di dunia. Dari sanalah masyarakat dapat mengambil
bahan evaluasi kehidupan, hikmah, pelajaran bagi kemasyarakatan di masa datang.
Bahkan bagi orang yang memang sangat menyukai penelitian dan investigasi sebuah
peristiwa sejarah yang belum terpecahkan,
ilmu sejarah akan terasa menarik, karena ilmu sejarah memiliki metode
dalam mengkaji sebuah peristiwa, agar peneliti tersebut memiliki jalan dalam
meneliti sebuah peristiwa sejarah. ada beberapa metode dalam pengkajian setiap
peristiwa, yaitu metode heuristik (
mencari dan menemukan sumber ), kritik sumber ( meneliti ulang data yang
didapat ),dan interpretasi data sampai dengan penulisan hasil penelitian (
historiografi ). Dari metode itulah, rekontruksi sejarah dapat menghasilkan
tulisan sejarah yang bersifat ilmiah.
Telah semestinya, sebagai
pengabdian terhadap tanah air Indonesia mempelajari ilmu sejarah juga adalah
salah satu bentuk pengabdian. Selain dapat mengetahui apa itu sejarah secara
luas, masyarakat juga dapat mengambil pengetahuan dari ilmu sejarah yang dapat
dijadikan pembangun bangsa. Mulai dari segi budaya, ekonomi, sosial, sampai
segi politik, karena bangsa Indonesia pada zaman dahulu adalah bangsa yang
memiliki kekayaan budaya. Kekayaan budaya itulah yang patut dicontoh dan
dijadikan sumber inspirasi di zaman modern ini. Masyarakat dapat menilai
bagaimana kehidupan bangsa Indonesia pada zaman dahulu, kemudian membedakan
positif dan negatifnya, sehingga dapat menerapkan apa yang terbaik untuk bangsa
di masa depan.
Setiap saat yang akan datang adalah
sebuah pilihan, sedangkan kenangan yang terlewati adalah pelajaran, setelah
kita belajar dari masa lampau maka saat ini kita harus memilih, memilih jalan
yang terbaik. Meski kita takan pernah mengetahui hal di ujung depan sana, tapi
setidaknya kita telah belajar di ujung belakang. Pelajaran itulah yang harus
kita amalkan di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar